Institut Pertanian Bogor adalah lembaga pendidikan tinggi pertanian
yang secara historis merupakan bentukan dari lembaga-lembaga pendidikan
menengah dan tinggi pertanian serta kedokteran hewan yang dimulai telah
pada awal abad ke-20 di Bogor.[rujukan?] Sebelum Perang Dunia II, lembaga-lembaga pendidikan menengah tersebut dikenal dengan nama Middelbare Landbouwschool, Middelbare Bosbouwschool dan Nederlandsch Indiche Veeartsenschool.[rujukan?]
IPB saat ini berlokasi di Jalan Raya Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.[1]
Sejarah perkembangan IPB dimulai dari tahapan embrional (1941-1963),
tahap pelahiran dan pertumbuhan (1963-1975), tahap pendewasaan
(1975-2000), tahap implementasi otonomi IPB (2000-2005) dan menuju tahap
IPB berbasis Badan Hukum Milik Negara (BHMN) yang akan dimulai pada
tahun 2006.[rujukan?] Pada tahun 2007 secara embrional IPB direncanakan menjadi universitas riset.[rujukan?]
Lahirnya IPB pada tanggal 1 September 1963 berdasarkan keputusan
Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) No. 92/1963 yang
kemudian disyahkan oleh Presiden RI Pertama dengan Keputusan No.
279/1965.[1]
Pada saat itu, dua fakultas di Bogor yang berada dalam naungan UI
berkembang menjadi 5 fakultas, yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas
Kedokteran Hewan, Fakultas Perikanan, Fakultas Peternakan dan Fakultas Kehutanan.[rujukan?] Pada tahun 1964, lahir Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian yang kini menjadi Fakultas Teknologi Pertanian.[1][2]
Pada tanggal 26 Desember 2000, pemerintah Indonesia mengesahkan
status otonomi IPB berdasarkan PP no. 152. Semenjak itu IPB merupakan
perguruan tinggi berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN).[1]
Tahun 2004 IPB menerapkan sistem mayor minor sebagai pengganti sistem kurikulum nasional.[rujukan?] Sistem ini hanya diterapkan di IPB.[rujukan?] Setiap mahasiswa IPB dimungkinkan mengambil dua atau bahkan lebih mata keahlian (jurusan) yang diminatinya.[rujukan?]
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Institut_Pertanian_Bogor
Senin, 04 Februari 2013
Teknik Mesin dan Biosistem
Departemen Teknik Mesin dan
Biosistem dahulu bernama Teknik Pertanian (TEP) adalah salah satu dari
empat departemen pada Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) IPB.
Departemen TMB beralamat di Kampus IPB Darmaga, Bogor, P.O. Box 220, Bogor 16002, No. Telp. (0251) 8623026.
Alamat e-mail:
tmb@ipb.ac.id, alamat website: http://tmb.ipb.ac.id, dan akun twitter: @tmb_ipb.
Dalam sejarahnya, sejak tahun 1960
Mekanisasi Pertanian merupakan salah satu bagian dari Departemen
Agronomi Fakultas Pertanian, Universitas Indonesia (UI). Pada waktu
Institut Pertanian Bogor (IPB) berdiri tahun 1963, pemerintah juga
menyadari pentingnya pendidikan tinggi di bidang teknologi dan
mekanisasi pertanian. Pada tahun yang sama, Departemen Perguruan Tinggi
dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) meminta IPB untuk menghimpun semua fasilitas
yang ada di IPB untuk dapat mendirikan suatu fakultas di bidang
tersebut. Akhirnya pada tanggal 3 Oktober 1964 didirikan Fakultas
Teknologi dan Mekanisasi Pertanian yang disingkat FATEMETA dengan dua
jurusan studi, yaitu Jurusan Teknologi Hasil Pertanian dan Jurusan
Mekanisasi Pertanian. Jurusan Mekanisasi Pertanian terdiri dari dua
departemen, yaitu: 1) Departemen Mesin-mesin Pertanian dan 2) Departemen
Konstruksi.
Pada tahun 1968, departemen-departemen
di FATEMETA dikelompokkan menjadi dua departemen sesuai dengan jurusan
studi yang ada, yaitu Departemen Teknologi Hasil Pertanian dan
Departemen Mekanisasi Pertanian. Bagian-bagian yang ada di Departemen
Mekanisasi Pertanian diubah menjadi tiga bagian, yaitu:
- Bagian Mesin-mesin Budidaya Pertanian,
- Bagian Teknik Tanah dan Air, dan
- Bagian Elektrifikasi / Bangunan / Mesin-mesin Pengolahan Pertanian.
Sejak tahun 1981 Departemen Mekanisasi
Pertanian berubah nama menjadi Jurusan Keteknikan Pertanian, dan pada
tahun 2000 berubah menjadi Jurusan Teknik Pertanian. Untuk pengembangan
kelimuan itu, ada tujuh bagian di Departemen TEP yaitu:
- Bagian Teknik Mesin Budidaya Pertanian,
- Bagian Teknik Tanah dan Air,
- Bagian Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian,
- Bagian Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,
- Bagian Energi dan Elektrifikasi Pertanian,
- Bagian Lingkungan dan Bagian Pertanian, dan
- Bagian Ergonomika dan Elektronika Pertanian.
Sejalan dengan sistem departemen base
yang di jalankan oleh IPB, maka sejak tahun 2003 jurusan teknik
pertanian berubah menjadi Departemen Teknik Pertanian. Mandat dari
departemen TEP adalah “Mengembangkan ilmu keteknikan dan menerapkanya
dalam bidang pertanian”. Dengan berbagai pertimbangan, terutama mengenai
perkembangan bidang ilmu dan minat masyarakat, maka pada tahun 2010,
berdasarkan SK Rektor, Departemen Teknik Pertanian berubah nama menjadi
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem (TMB). Perubahan juga terjadi pada
bagian-bagian di dalam departemen, terdapat empat bagian baru yaitu:
- Teknik Mesin dan Otomasi (TMO)
- Teknik Biosistem (TBS)
- Teknik Energi Terbarukan (TET)
- Teknik Bioinformatika (TBI).
Visi dan Misi
Sejalan visi IPB, visi Departemen Teknik
Mesin dan Biosistem adalah sebagai unit pelaksana tridharma perguruan
tinggi bertaraf internasional dalam pengembangan sumberdaya manusia dan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks) dengan kompetensi utama
pertanian tropika melalui eksplorasi dan penerapan ilmu teknik, guna
menunjang pembangunan pertanian dan industri yang berkelanjutan serta
usaha pertanian dan industri yang efisien.
Sesuai dengan visinya, Departemen TMB mempunyai misi sebagai berikut :
- Melaksanakan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dalam bidang teknik mesin dan biosistem dengan manajemen yang profesional, efisien dan efektif.
- Menghasilkan lulusan yang kompeten dengan dasar yang kuat di bidang teknik mesin dan biosistem.
- Meningkatkan kapabilitas, peran dan kepeloporan secara terus menerus dalam pembangunan pertanian dan industri pada level nasional, regional dan internasional.
- Mengembangkan departemen yang berkualitas internasional dengan membentuk hubungan dan kerjasama dengan institusi internasional.
Tujuan
Berdasarkan misi tersebut, tujuan dari Departemen TMB :
- Menghasilkan lulusan yang kompeten di bidang teknik mesin dan biosistem, mampu berkompetensi di pasar global, memiliki dasar yang kuat di bidang teknik mesin dan biosistem serta mempunyai teknik yang tinggi di bidang manajerial, komunikasi dan kewirausahaan.
- Mengembangkan inovasi-inovasi penelitian baik yang dasar, terapan maupun yang strategis untuk menunjang proses pendidikan dan memecahkan problem-problem praktis di masyarakat.
- Mengimplementasikan penemuan-penemuan di bidang teknik mesin dan biosistem dalam masyarakat luas sekaligus memperkaya proses pendidikan.
Sumber: http://tmb.ipb.ac.id/
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada bulan Rabi'ul Awal 1406
H (1 Juli 1985 M). Pondok Pesantren Asshiddiqiyah pertama kali
didirikan oleh Dr. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ, putra dari salah satu
kyai besar Jawa Timur yang berasal dari Banyuwangi yaitu KH. Iskandar,
di atas tanah yang diwakafkan oleh H. Abdul Ghoni Dja'ani (Haji Oon),
putra dari KH. Abdul Shiddiq di kawasan Kelurahan Kedoya Selatan Kebon
Jeruk yang saat itu dipenuhi rawa dan sawah. Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah diasuh oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ.
Dalam usianya yang ke-25, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka delapan cabang yang tersebar di beberapa daerah, yaitu:
ﺍﻠﻤﺤﺎﻓﻈﻪ ﻋﻠﻲ ﺍﻠﻗﺪﻳﻢ ﺍﻠﺻﺎﻠﺢ وﺍﻠأﺧﺬ ﺑﺎﻠﺠﺪﻳﺘ ﺍﻠأﺻﻠﻊ
Melestarikan kebiasaan/hal-hal yang baik yang telah dilakukan sejak dahulu (pembelajaran buku-buku serta metode klasik), serta melakukan kebiasaan/hal-hal terbaru yang dilakukan orang pada masa kini yang lebih baik
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah menyelenggarakan pendidikan formal yang telah terakreditasi dengan baik, seperti:
DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ dibesarkan di Dusun Sumber Beras Banyuwangi. Beliau mengikuti pendidikan dasar dan menengahnya di Pondok Pesantren Manba'ul Ulum di Sumber Beras yang diasuh oleh Ayahnya sendiri, KH. Iskandar. Kemudian Beliau melanjutkan studi guna memperdalam lagi ilmu pengetahuan dan keagamaannya di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri Jawa Timur.
Kedatangannya di Jakarta kemudian berlabuh di kawasan Kedoya Utara Kebon Jeruk Jakarta Barat. Saat itu wilayah tersebut masih sepi dari penduduk, karena sebagian besar wilayahnya dipenuhi oleh beberapa bagian sawah dan ladang, serta sebagian besar rawa. Sebelum kedatangannya ke Jakarta, DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ, menikahi seorang gadis yang berasal dari Malang Jawa Timur, yaitu Ibu Nyai Hj. Noerjazilah, BA, yang hingga kini selalu setia menemani Beliau dalam suka maupun duka. Hingga kini Beliau dikaruniai 6 orang. Anak beliau saat ini adalah Nur Eka Fatimatuzzahro, Istiqomah Iskandar, Ahmad Makhrus Iskandar, Atina Balqis Izza, dan Muhammad Muhsin Ibrahim Iskandar. Sedangkan anak bungsu Beliau, Ahmad Ibrahim Iskandar meninggal beberapa hari setelah dilahirkan.
DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ., memilih nama Asshiddiqiyah untuk pesantren yang didirikannya, berdasarkan falsafah dari gelar yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada khalifah Abu Bakar atas keberanian dan kejujuran Abu Bakar dalam perikehidupan sehari-hari. Beliau mengharapkan agar santri-santri lulusan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah dapat mengikuti perilaku baik seorang khalifah Abu Bakar, terutama dalam hal kejujuran, keberanian, dan sebagainya.
Kini, setelah 25 tahun perjalanannya, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah dibawah asuhan Dr. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ., telah mengembangkan sayap dengan menempatkan beberapa cabangnya yang juga bernama Asshiddiqiyah sebanyak 7 cabang di berbagai wilayah di negeri ini.
Unit kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat:
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Batuceper
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Batuceper terletak di Jalan Garuda No. 32 Batujaya Batuceper Kota Tangerang. Telp. (021) 5512708-551209 Fax. (021) 5517950.
Unit pendidikan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Batuceper adalah :
[SMA MANBA'UL ULUM ASSHIDDIQIYAH][1]
Sebagai salah satu unit pendidikan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Batuceper Kota Tangerang. Sekolah ini telah berdiri sejak tahun 1999 dan sampai saat ini telah meluluskan alumninya ke berbagai perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri baik dalam negeri maupun luar negeri.
Dalam usianya yang ke-25, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka delapan cabang yang tersebar di beberapa daerah, yaitu:
- Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat, Kebon Jeruk Jakarta Barat
- Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II, Batu Ceper Tangerang Banten
- Pondok Pesantren Asshiddiqiyah III, Cilamaya Karawang Jawa Barat
- Pondok Pesantren Asshiddiqiyah IV, Serpong Tangerang Banten
- Pondok Pesantren Asshiddiqiyah V, Cijeruk Bogor Jawa Barat
- Pondok Pesantren Asshiddiqiyah VI, Sukabumi Jawa Barat
- Pondok Pesantren Asshiddiqiyah VII, Way Kanan Lampung
- Pondok Pesantren Asshiddiqiyah VIII, Musi Banyuasin Palembang Sumatera Selatan
- Menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta membangun Iman dan Taqwa secara lebih mendalam.
- Berakhlakul karimah, sebagai dasar dari perikehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air.
- Menguasai bahasa asing, dalam hal ini yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris seiring perkembangan zaman dengan tanpa meninggalkan sokoguru daripada dasar pendidikan islam.
ﺍﻠﻤﺤﺎﻓﻈﻪ ﻋﻠﻲ ﺍﻠﻗﺪﻳﻢ ﺍﻠﺻﺎﻠﺢ وﺍﻠأﺧﺬ ﺑﺎﻠﺠﺪﻳﺘ ﺍﻠأﺻﻠﻊ
Melestarikan kebiasaan/hal-hal yang baik yang telah dilakukan sejak dahulu (pembelajaran buku-buku serta metode klasik), serta melakukan kebiasaan/hal-hal terbaru yang dilakukan orang pada masa kini yang lebih baik
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah menyelenggarakan pendidikan formal yang telah terakreditasi dengan baik, seperti:
- MI/Madrasah Ibtidaiyah, pendidikan formal keagamaan setingkat Sekolah Dasar.
- MTs/Madrasah Tsanawiyah, pendidikan formal keagamaan setingkat Sekolah Menengah Pertama.
- SMP Islam/Sekolah Menengah Pertama Islam.
- MA/Madrasah Aliyah, pendidikan formal keagamaan setingkat Sekolah Menengah Atas.
- SMA Islam/Sekolah Menengah Atas Islam.
- SMK Islam/Sekolah Menengah Kejuruan Islam; dan
Sejarah Berdiri dan Pengasuh
Sebagaimana telah diungkap di atas, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah pertama kali berdiri pada bulan Rabi'ul Awal 1406 H (1 Juli 1985 M). Pondok Pesantren Asshiddiqiyah pertama kali didirikan oleh Dr. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ, putra dari salah satu kyai besar Jawa Timur yang berasal dari Banyuwangi yaitu KH. Iskandar, di atas tanah yang diwakafkan oleh H. Abdul Ghoni Dja'ani (Haji Oon), putra dari KH. Abdul Shiddiq di kawasan Kelurahan Kedoya Selatan Kebon Jeruk yang saat itu dipenuhi rawa dan sawah.DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ dibesarkan di Dusun Sumber Beras Banyuwangi. Beliau mengikuti pendidikan dasar dan menengahnya di Pondok Pesantren Manba'ul Ulum di Sumber Beras yang diasuh oleh Ayahnya sendiri, KH. Iskandar. Kemudian Beliau melanjutkan studi guna memperdalam lagi ilmu pengetahuan dan keagamaannya di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri Jawa Timur.
Kedatangannya di Jakarta kemudian berlabuh di kawasan Kedoya Utara Kebon Jeruk Jakarta Barat. Saat itu wilayah tersebut masih sepi dari penduduk, karena sebagian besar wilayahnya dipenuhi oleh beberapa bagian sawah dan ladang, serta sebagian besar rawa. Sebelum kedatangannya ke Jakarta, DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ, menikahi seorang gadis yang berasal dari Malang Jawa Timur, yaitu Ibu Nyai Hj. Noerjazilah, BA, yang hingga kini selalu setia menemani Beliau dalam suka maupun duka. Hingga kini Beliau dikaruniai 6 orang. Anak beliau saat ini adalah Nur Eka Fatimatuzzahro, Istiqomah Iskandar, Ahmad Makhrus Iskandar, Atina Balqis Izza, dan Muhammad Muhsin Ibrahim Iskandar. Sedangkan anak bungsu Beliau, Ahmad Ibrahim Iskandar meninggal beberapa hari setelah dilahirkan.
DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ., memilih nama Asshiddiqiyah untuk pesantren yang didirikannya, berdasarkan falsafah dari gelar yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada khalifah Abu Bakar atas keberanian dan kejujuran Abu Bakar dalam perikehidupan sehari-hari. Beliau mengharapkan agar santri-santri lulusan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah dapat mengikuti perilaku baik seorang khalifah Abu Bakar, terutama dalam hal kejujuran, keberanian, dan sebagainya.
Kini, setelah 25 tahun perjalanannya, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah dibawah asuhan Dr. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ., telah mengembangkan sayap dengan menempatkan beberapa cabangnya yang juga bernama Asshiddiqiyah sebanyak 7 cabang di berbagai wilayah di negeri ini.
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Kedoya Kebon Jeruk ini adalah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang pertama kali berdiri dan menjadi pelopor berdirinya beberapa cabang Pondok Pesantren Asshiddiqiyah di beberapa tempat lainnya. Di sini juga menjadi tempat kediaman pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ, beserta istri Ibu Nyai Hj. Noerjazilah, BA, dan kelima anaknya.Unit kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat:
- SMP Islam Manba'ul Ulum Asshiddiqiyah
- Madrasah Aliyah Manba'ul Ulum Asshiddiqiyah
- Ma'had Aitam Saa'idusshiddiqiyah (Tahfidzul Qur'an)
- Ma'had 'Aly Saa'idusshiddiqiyah (Sekolah Tinggi Agama Islam, setara Strata 1)
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Batuceper
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Batuceper terletak di Jalan Garuda No. 32 Batujaya Batuceper Kota Tangerang. Telp. (021) 5512708-551209 Fax. (021) 5517950.
Unit pendidikan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Batuceper adalah :
- MTs Manba'ul Ulum Asshiddiqiyah
- SMP Manba'ul Ulum Asshiddiqiyah
- SMA Manba'ul Ulum Asshiddiqiyah
- SMK Manba'ul Ulum Asshiddiqiyah.
[SMA MANBA'UL ULUM ASSHIDDIQIYAH][1]
Sebagai salah satu unit pendidikan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Batuceper Kota Tangerang. Sekolah ini telah berdiri sejak tahun 1999 dan sampai saat ini telah meluluskan alumninya ke berbagai perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri baik dalam negeri maupun luar negeri.
Kumpulan Ceramah AA GYM
Aa Gym adalah salah satu kiyai kondang Indonesia yang terkenal dengan Darut Tauhid dan manajemen Qolbu nya. kita sudah sering mendengarkan ceramah ceramah agamanya yang benar benar menyentuh kalbu. apalagi kalau mengenai penjagaan hati. suaranya yang lemah lembut memang membuat orang menjadi enak untuk mendengarkan petuahnya.
Tapi sayangnya pamor kiyai besar ini menjadi turun hanya karena dia menikah lagi. pengajiannya dikabarkan semakin hari semakin sepi. perlahan lahan namanya tenggelam.
Kalau menurut saya, itu semua nggak penting, mau menikah lagi atau tidak atau apapun itu. yang pasti, dia tidak melanggar syariat agama. dan itu juga tidak merugikan orang lain. jadi apa salahnya? yang penting kan kita bisa mendapatkan ilmu baru dengan mendengarkan ceramah atau kajian dari ulama (siapapun ulama itu).yang saya khawatirkan justru semakin berkurangnya tokoh ulama atau dai yang bagus walaupun disana sini banyak ulama yang baru.
jadi apapun itu, bagi yang mau membaca dan mengkaji kembali petuah petuah agama versi Aa gym silah kan download CERAMAH AA GYM.
Sumber: http://islamicunderground.wordpress.com/2009/03/08/kumpulan-ceramah-aa-gym/
Langganan:
Postingan (Atom)